Pada hari yang seharusnya paling membahagiakan hidupku, aku tak kuasa menolak dorongan untuk menuruti keinginanku.Seiring dengan terbukanya upacara pernikahan, aku mendapati diriku berontak untuk menahan gejolak birahiku.Saat aku menyelipkan penisku dari celanaku, aku tahu aku tak akan bertahan lama.Dengan campuran rasa takut dan antisipasi, aku melepaskan gairahku yang terpendam, membiarkannya tumpah di dalam calon pengantinku yang panas dan cantik.Sensasinya luar biasa, dan aku tak kuasa untuk tidak merintih keras saat aku mencapai klimaks.Tindakan gairah yang tak terkendali ini menandai dimulainya perjalanan kita bersama, sebuah perjalanan yang dipenuhi dengan cinta, dan getaran birahi yang terlarang, dan sensasi yang mendebarkan.