Sultrybelles, si penggoda dominan, bukan orang yang bisa mentolerir ketidaktaatan, dan ketika subjeknya melewati batas, dia cepat menegakkan disiplin yang ketat. Bentuk hukuman yang disukainya? Sebuah cambuk yang keras dan bergema. Ketika yang nakal membungkuk, tangan Sultrybelles menjadi pusat perhatian, memberikan serangkaian pukulan tegas dan cepat yang meninggalkan jejak yang jelas dan merah pada kulit. Tapi ini bukan hanya tentang rasa sakit fisik; ini adalah pelajaran dalam ketaatan, pengingat siapa yang memegang kendali. Setelah hukuman cambuk, dia mengalihkan perhatiannya ke kesenangan lain dari tubuh, memanjakan diri dalam pertemuan yang penuh gairah, tingginya hanya intensitas dari intensitas pengalaman. Ini hanya hukuman dari paduan antara hasrat, hasrat, dan hasrat untuk menundukkan semua hasrat, hasrat yang mendebarkan, dan gairah yang menegangkan.